Dia di situ sedang menjahit perca-perca hidup yang terkoyak,
agar kelak bisa dipakai cucu-cicit tamadun,
generasi pembuka peradaban.
Entah didengar entah tidak barang usahanya
bahkan tak pernah menjadi suatu soal
Aksi dan riuhnya
gegar berantakannya
Bisa menjalarnya
Bahkan juga tak perlu sampai ke mulut banyak orang
malah siapapun
Karena harga ketulusan itu telah kukuh ia persembahkan
hanya buat Tuhan
Biar nanti; kata dia
hasilnya itulah yang bicara
entahkan seribu tahun lagi lamanya
entahkan jutaan
dia cukup begitulah
tulus dan terus
memegang peran sa-orang tukang jahit
bagi sa-buah peradaban
yang dijerut-diamkan sekian lama
1830 pm
petang tenang Hari Arafah
11 Zulhijjah 1437H
No comments:
Post a Comment