Bismillaahirrahmaanirrahiim .
Suatu hari, Khalifah Umar Abdul Aziz,
sedang merebahkan dirinya beristirehat .
Selepas mengebumikan khalifah sebelumnya, Sulaiman bin Malik .
Tetapi,
baru saja dia merebahkan badannya,
seorang pemuda 17 tahun datang dan mengatakan,
"Apa yang tuan lakukan wahai Amirul Mukminin ?"
Khalifah Umar menjawab,
"Biarkan saya tidur sejenak. Saya sangat letih. "
Namun, pemuda tadi seperti tak berpuas hati dengan jawapan tersebut .
Dia bertanya lagi,
"Apakah tuan akan tidur sebelum mengembalikan barang yang diambil secara paksa kepada pemiliknya,
wahai Amirul Mukminin ?"
Khalifah menjawab,
"Jika tiba waktu zuhur, saya bersama orang-orang saya akan mengembalikan barang-barang tersebut kepada pemiliknya ."
Pemuda tadi menyambung,
"Wahai Amirul Mukminin, siapa yang menjaminmu hidup sampai selepas waktu zuhur ? "
Tubuh bergetar .
Pemuda itu bernama Abdul Malik . Dia adalah putera Amirul Mukminin itu sendiri,
Umar Abdul Aziz .
Moga Allah merahmati kedua-duanya .
Halaman 3 dan 4 .
Cinta di Rumah Hasan Al Banna , Mohammad Lili Nur Aulia .
***
Dalam sempit-sempit waktu,
'dia' pasti akan adakan waktu untuk bermedang-medang dengan saya .
Medang tu dalam bahasa Jawa . Secara mudahnya , borak-borak sambil minum teh, kopi . :)
Borak-borak kami berkisar sirah, kemanusiaan, kehidupan, haraki atau apa-apa pun .
Borak-borak kami tak tentu tempat, masa .
Adakalanya, dalam kereta, atau mungkin sewaktu di meja makan kat rumah .
Kadang-kadang cuma lima, sepuluh minit .
Yang waktu tu, hanya kami berdua .
Lalu, saya menamakan sesi bersama 'dia' itu brain-to-brain . ehehs .
Setelah sesi heart-to-heart biasanya saya luangkan dengan pasangan dunia akhirat 'dia' itu .
Ibu saya .
Dia, ayah saya .
Antara yang ditunggu, bila ayah buat bedahbuku percuma .
' Cinta Di Rumah Hasan Al Banna', salah satu darinya .
Tentang kisah didikan Hasan Al-Banna untuk keluarganya .
"Anak Hasan Al Banna hebat-hebat . Hasil didikan Hasan Al Banna yang hebat . Dan Hasan Al Banna yang hebat, mesti ayahnya hebat, dan ayah Hasan Al Banna yang hebat, mesti ayah kepada ayah Hasan Al Banna juga hebat, kan yah ? "
Saya cuba-cuba buat kesimpulan .
"Cuba kita tengok, siapa orang hebat-hebat, tapi ibu bapanya bukan orang hebat ?"
Ayah menyambung soalan saya dengan soalan .
Memang ada, tapi taklah selalu .
Dalam hati, saya menghidu impian ayah,
menjadikan kami kami ini, anak-anak yang jelas matlamatnya .
Yang terpandu fikrahnya .
Yang segar jiwanya .
Yang kencang langkahnya .
Seperti Al Banna .
Dan saya juga tau,
semuanya akan berlaku dengan tidak mudah .
Kuatkanlah Ya Allah,
kuatkan.
***
Juga part yang paling saya suka,
mestinya ketika bertanyakan ayah kisah-kisah zaman remajanya .
Kami menghabiskan sekolah menengah di tempat yang sama .
Tanah waqaf yang sama .
Mungkin sebab tu kot ada kimia lebih kat situ . hehs .
Selalu ayah sebut,
"Biarlah kat mana pun, mutiara itu harus kita sebar, bukan hanya simpan,
atau rahsiakan dari orang lain . "
Kerana kita tak tahu, mungkin ada bahagian dari mutiara itu yang mampu memanfaati ummah .
Peganglah .
Peganglah .
Dan percayalah :)
.
.
Ya Allah, jagakanlah jiwa .
Imankanlah iman kami, kami bimbang akan nipisnya ia yang seperti kulitnya bawang .
Allahumma Ameen .
T.T
8 comments:
like this post :) tribute to As-Syahid Hassan Al-Banna.
Moga allah tempatkan Hasan Al Banna di tempat yg selayaknya .
Alfatihah .
husna!! im so touched! thanx...
me too !
^^
jenguk kita kt link baru nii,, kita tuka url. http://readsmilelaughlove.blogspot.com/
>lonely-loner, ae
semua dari allah .
alhamdulillah, allah buka hatihati kita . :)
> asilah
ok, noted . thanks asilah :)
Post a Comment